Perubahan Kecil akan membuat Suasana Kerja menjadi Nyaman

(Refleksi Bermenung Sebagai Pengalaman)
Renungan Cak Bro :
Perubahan Kecil akan membuat Suasana Kerja menjadi Nyaman
Pengantar
Pernahkah kita merasa jenuh atau bosan di kantor atau merasa tidak memiliki semangat atau motivasi dalam bekerja?. Mengapa hal itu bisa terjadi dan bagaimana caranya kita menyikapi hal tersebut?. Namun, ada pula teman kita yang dapat menikmati kerja walau diberikan tugas yang berat sekalipun, dia memiliki semangat kerja tinggi seakan-akan memiliki energi yang tidak habis-habisnya. Apa rahasianya?
Berbagai perangai dan tingkah laku pegawai dalam sebuah organisasi. Ada seseorang yang terlihat biasa-biasa saja atau dapat dikatakan bersikap malas, dia selalu berdiam diri atau kerjanya hanya mengobrol, bekerja jika diperintah oleh atasan, kemudian saat selesai tugas dikerjakan kembali lagi dia berdiam atau mengobrol pada temannya.

Ada pula pegawai yang selalu berkeluh kesah ‘ bagaimana saya bisa bekerja dengan optimal jika lingkungan kerja tidak nyaman?’. Namun dia tetap saja mengeluh ketika dipindahkan ke bagian lain. Disisi lain, ada seorang pegawai yang terlihat begitu aktif dan rajin. Dia senang mengerjakan tugas apapun yang diberikan, dia selalu siap menolong orang lain, dia begitu bersemangat bekerja. Apa rahasianya?

A.   Mengapa Kita Merasa Lingkungan Kerja  Tidak Nyaman?
Sangatlah benar bahwa lingkungan kerja yang nyaman merupakan prasyarat utama agar kita bisa bekerja dengan baik dan optimal. Beragam alasan yang menjadi penyebab lingkungan kerja menjadi tidak nyaman, antara lain : suasana pertemanan, atasan yang tidak adil, sistem atau prosedur kerja yang tidak sesuai dengan keinginan kita. Ada pula faktor luar yang mempengaruhi lingkungan kerja menjadi tidak nyaman seperti : kondisi keluarga yang tidak harmonis, kondisi jalan yang selalu macet, jarak antara rumah dan kantor yang jauh, bahkan berita miring/negatif tentang kantor kita, dsb.
Lalu jika kita mengalami hal-hal seperti itu apa yang harus kita lakukan atau bagaimana cara menyikapi dengan bijak?, sementara kita tidak memiliki kemampuan untuk mengubah keadaan tersebut. Misalnya, haruskah kita membeli rumah baru dan pindah ke daerah yang lebih dekat kantor?, haruskah kita keluar untuk mencari pekerjaan baru sementara usia kita termasuk usia kerja yang tidak bisa bersaing lagi?. Jika halnya demikian, apakah kita harus bertahan seumur hidup untuk bekerja dengan suasana yang tidak nyaman tersebut?.

B.    Bagaimana Caranya agar Lingkungan Kerja Kita Menjadi Nyaman ?
Begitu banyak orang-orang yang berperasaan sama dengan beragam alasan yang berbeda-beda. Semua permasalahan di atas harus bisa kita sikapi dengan bijak secara profesional. Hanya ada satu saran jitu yakni menghadapinya dan bersikap agar tidak tengelam dengan suasana yang “tidak happy” tersebut.
Timothy Bullet, Profesor Harvard University dalam bukunya “ Getting Unstuck : How Dead Ends Become New Paths” menyebutkan bahwa salah satu cara melepaskan diri dari ‘uncomfortable zone’ adalah melakukan instropeksi diri dan bukan hanya menyalahkan lingkungan semata. Tanpa sadar kita tidak mampu melihat sisi positif dari lingkungan kerja karena daya adaptasi/menyesuaikan diri yang tidak optimal.

Sebagai contoh : kita merasa frustasi karena kurangnya support dari atasan atau bagian lainnya atau keterlambatan bagian pengadaan barang (penyediaan Alat Tulis Kantor) yang menghambat pekerjaan kita. Padahal mungkin saja karena kita kurang mengupayakan pendekatan dengan baik kepada atasan kita atau bagian lainnya agar mensupport pekerjaan kita. Dengan demikian, bukankah kita menjadi bagian dari masalah kita sendiri?. Rasa tidak nyaman atau happy merupakan peringatan dini atau alarm bahwa ada masalah yang harus kita perbaiki.

Hal kedua yang patut kita pertimbangkan dan sadari adalah tidak ada sistem atau pola kerja yang sempurna di dunia ini. Secanggih apapun sistem atau peralatan yang  diciptakan, sedetail apapun prosedur atau pola kerja yang dibuat pasti ada kekurangan yang harus kita perbaiki. Rasa tidak puas atau protes dari sekelompok orang, demo yang dilakukan masyarakat/komunitas tertentu menunjukkan ada kesalahan sistem di masyarakat yang perlu diperbaiki.

C.  Berpikir Positif akan Menghasilkan Kreatifitas dan Inovasi Kerja yang Efisien
Disini ada sebuah cerita yang cukup menarik disimak. Ada seorang pegawai berstatus mahasiswa yang bekerja paruh waktu (part timer) yang bekerja di sebuah Rumah Sakit dengan tugas mengganti seprai pasien setiap hari. Dia seorang mahasiswa universitas ternama jurusan sistem komputer yang cerdas dan kreatif. Mungkin pekerjaan yang dihadapinya terasa sangat membosankan yang tidak memiliki added value untuk menunjang masa depannya terkecuali hanya bekerja unutk meringankan beban kuliahnya.

Dengan daya kreatifnya, dia mencari cara termudah dan efisien untuk mengganti seprai terutama pada pasien yang tidak dapat bangun dari tempat tidurnya. Caranya tersebut yang lebih mudah dan efisien kemudian ditiru oleh teman-teman sejawatnya. Alhasil setelah dia lulus kuliah dan telah bekerja di kantor, ketika ia mengunjungi rumah sakit tersebut selang sepuluh tahun kemudain. Seorang bekas temannya yang bekerja di rumah sakit tersebut mengatakan bahwa cara penggantian seprai yang ia lakukan kini menjadi bagian prosedur dan sistem di rumah sakit tersebut. Ini merupakan hasil karya dari seseorang yang merasa tidak nyaman atau ‘tidak happy’ tersebut.

Terkadang bila kita bekerja terlalu lama pada tempat atau posisi yang sama akan membuat kita merasa jenuh atau bosan, selain merasa sudah tidak ada lagi tantangan, mungkin juga kita merasa tidak comfortable lagi. Namun jika rasa tidak puas atau tidak ‘happy’ bersarang di hati kita terlalu lama tanpa pernah berbuat apa-apa akan merusak semangat dan motivasi dalam bekerja termasuk yang akhirnya akan mempengaruhi kenyamanan lingkungan kerja. Padahal seharusnya kita merasa bersyukur jika kita mau melihat di sekeliling kita, mungkin ada orang yang lebih buruk dari kita.

Oleh karena itu, dengan daya kreatifitas dan inovasi yang kita miliki berarti kesenangan pekerjaan berada di tangan kita seutuhnya. Rasa keyakinan tersebut harus kita tanamkan sebagai keyakinan diri sehingga pekerjaan yang kita miliki menjadi lebih menarik. Rasa keyakinan itulah yang akan menjadi semacam pemompa semangat atau ‘charger’ yang dapat membunuh rasa bosan/jenuh dalam bekerja. Keyakinan tersebut sebagai ‘re-energizer’ yang akan meciptakan daya kreasi dan inovatif atas pekerjaan agar lebih efektif dan efisien.

D.   Perubahan Kecil akan Merubah Lingkungan Kerja menjadi Nyaman
Banyak hal yang dapat kita lakukan secara sederhana atas pekerjaan akan berdampak positif. Misalnya, sedikit merubah pola/tata kerja atau hanya merubah tata letak (lay-out) ruangan kerja akan merubah suasana kerja agar tidak membosankan. Dapat pula kita melakukan semacam eksplorasi dan eksperimen kecil-kecilan atau bersikap lebih pro aktif atas pekerjaan kita dalam rangka perbaikan dan peningkatan kinerja dengan biaya semininal mungkin, dan lain sebagainya.

Daripada kita hanya berkeluh kesah karena tugas yang diemban dari Atasan dengan target atau tenggat waktu yang mepet, justru membuat kita merasa berat atau sulit melaksanakannya. Ciptakan hal-hal kecil yang membuat suasana kerja menjadi lebih nyaman, misalnya dengan menyetel musik. Musik bernada cepat dengan hentakan keras akan memacu kerja kita menjadi lebih bersemangat, kemudian setel musik bernada lembut dan melankolis saat kita beristirahat.
Dengan sedikit mengutak-atik pola atau cara kerja, membenahi hubungan kerja dengan bagian lain, merubah persepsi kita mengenai lingkungan kerja, melakukan evaluasi dan pemetaan ulang tugas maupun targetnya sehingga dapat membuat daftar prioritas, kesemuanya itu akan membawa suasana baru yang berdampak positif agar kita lebih bersemangat.

Adanya semangat kerja akan menimbulkan energi tidak hanya kita akan berusaha berbuat lebih baik lagi, tetapi juga berusaha menikmati kerja sebagai hasil kreasi yang kita lakukan. Sepanjang perubahan metode/cara kerja berdampak ke arah yang lebih baik atau menghasilkan kinerja yang positif, lakukanlah dengan rasa senang hati atau ‘happy’. Selamat mencoba, semoga berhasil, semoga BPKP semakin Jaya !.
Sidoarjo, 15  Juni 2010
Ide penulisan :
‘Zona Tidak Nyaman’, Eiken Rachmi & Sylvina Savitri, EXPERD, Kompas, 12 Juni 2010.

Komentar

  1. wah artikelnya bermanfaat sekali ini , karena bisa dibayangkan waktu terlama kita dalam 1 hari itu lebih banyak dihabiskan di tempat kerja, jadi gak ada alesan untuk tidak membuat tempat kerja kita menjadi nyaman
    salam suksess
    hubungan industraial

    BalasHapus
  2. artikel yang sangat bermanfaat gan,,,,,,, ijin mencoba ya gan tips2 diatas supaya dtempat kerja saya jadi tidak membosankan.

    BalasHapus
  3. trimakasih atas infonya gan..
    visit blog kami gan...
    http://murahmebel.com/
    http://www.mebel-jepara.net/
    http://www.furnituresolid.com/

    BalasHapus
  4. Makasih informasinya gan, semoga informasinya bermanfaat :)
    http://goo.gl/GVl7L4

    BalasHapus
  5. cocok itu yang mendengarkan musik, ditambah secangkir kopi...sepertinya bisa menjadi mood booster agar semangat lagi bekerja :)

    Lowongan Kerja Terbaru

    BalasHapus

Posting Komentar

Postingan populer dari blog ini

Cerpen Auditor: Mengungkap Modus Operandi Pemeriksaan Dari Ketidaksengajaan

Kisah Dibalik Kesuksesan Bergulirnya Kembali Kompetisi Sepakbola di Tanah Air