Pentingnya Kualitas Output Atas Peran Consulting BPKP

CAPING GUNUNG
(CAtatan PINGgir GUna reNUNGan) :
"Pentingnya Kualitas Output Atas Peran Consulting BPKP Dalam Membina Pengelola Keuangan Negara "

A. PENGANTAR :
Seperti biasa saat rehat siang para pegawai berkumpul di kantin. Sambil menunggu pesanan menu, biasanya kami ngobrol ngalor ngidul tentang apa saja yg sedang jadi isu atau trending topik.

Kali ini kawan-kawan sedang gembira mendengar kabar atas kenaikan tunjangan kinerja BPKP. Rasa syukur terungkap karena BPKP sudah selayaknya mendapatkan hal itu karena prestasi dan kinerja yang kita capai.

Namun ada seorang teman nampaknya bermuram durja seraya berkata, " apakah kita sudah layak mendapatkan kenaikan itu?". Saya yang kebetulan berada disisinya bertanya, "apa maksudnya pak?". Dia lanjutkan , " Coba kamu lihat, apa yang sudah kita lakukan... Banyak pegawai yang cerdas dan bertitel S-2 tapi melaksanakan tugas yang ecek-ecek!".

Saya semakin penasaran dibuatnya, " saya kurang paham maksud bapak, benarkah yang kita lakukan selama ini ecek-ecek?". Sambil mengambil bumbu atas pesanan makanan yang sudah diterima, "kita ini khan auditor, kenapa juga harus terima tugas cuma reviu atau pembinaan dengan mendampingi obrik/mitra atas input dalam aplikasi tertentu".

Saya pun berkilah, "lho itu khan peran BPKP, selain Assurance juga Consulting...". Sambil mengunyah makanan, sang auditor tua berkata, "namanya auditor tetap harus mengaudit lah, yang lainnya tetap saya anggap ecek-ecek".
Hmmm.. Ternyata masih ada pegawai yang belum bisa "move-on" dan menganggap kalau bukan audit dianggap bukan kerja.

B. PENTINGNYA KUALITAS DIBANDINGKAN KUANTITAS ATAS OUTPUT

Ternyata masih banyak kawan saya yang kurang memahami peran BPKP saat ini, saya akan coba beri gambaran dengan sebuah kisah..

Dalam dunia pendidikan, pekerjaan "mengajar" jangan dianggap sepele.
Oleh karena itu, setiap level pendidikan tidak sekedar diajarkan oleh guru berdasarkan jam terbang atau pengalaman, akan tetapi berdasarkan latar belakang pendidikan tertentu.

Untuk itu, sekolah SD akan diajarkan oleh guru minimal setingkat D-3, sekolah SMP oleh guru setingkat S-1, dan seterusnya. Walaupun untuk mengajar sudah tersedia bahan atau modul ajar dan pedoman cara mengajar. Akan tetapi, latar belakang pendidikan akan memengaruhi pola pikir dan kualitas atas output yang dihasilkan.

Contoh yg relevan terjadi pada lembaga pendidikan BIMBEL ( Bimbingan belajar). tingkat kelulusan menjadi fokus utama mereka. Dan bukan kemampuan pemasaran memperoleh siswa dengan iming-iming hadiah. Oleh karena itu, lembaga tersebut akan mempekerjakan guru yang paling kompeten dan memiliki latar belakang pendidikan yang tinggi. Jadi bukan seberapa banyak jam ajar yang dilakukan, tetapi berapa banyak tingkat kelulusan dari siswa atas sekolah sesuai target yang ditetapkan . Misal, tingkat siswa yang diterima di universitas pada siswa SMA, atau siswa yang diterima di SMA favorit bagi siswa SMP.

Demikian halnya dengan peran konsultan yang dilakukan BPKP, dengan menugaskan auditor yang kompeten dan berlatar belakang pendidikan tinggi bukanlah hal yang sia-sia karena BPKP ingin menghasilkan kualitas output yang lebih baik.
Sebagai bukti, ternampak hasilnya karena banyak K/L yang dapat memperoleh hasil WTP atas laporan keuangan. Hal tersebut menunjukkan kualitas informasi atau data dari aplikasi yang dihasilkan akurat sebagai data pendukung atas laporan keuangan.

Demikian halnya dengan peran Assurance BPKP, tidaklah hanya lakukan tugas audit semata. Tugas evaluasi dan monitoring juga tugas yang cukup penting. Kita tidak sekadar melempar temuan hasil audit untuk segera ditindak lanjuti melalui evaluasi dan monitoring.

Kedua peran BPKP baik Assurance dan Consulting merupakan tugas dan fungsi yang termaktub dalam visi dan misi BPKP, juga tertuang dalam PP nomor 60 Tahun 2008 tentang SPIP sebagai ranah dan tugas BPKP.

C. PENUTUP
Dengan demikian, janganlah dianggap sebelah mata peran consulting yang dilakukan BPKP terkait bimbingan teknis maupun pendampingan bagi pengelola keuangan negara. Karena tidak sekedar mengajarkan bagaimana menginput data dalam aplikasi, tetapi sekaligus memberikan pemahaman makna data yang akan disajikan dan diskusi apabila terjadi permasalahan termasuk apabila ada perubahan kebijakan.

Apalagi di jaman now ini begitu cepat perubahan yang terjadi baik terkait ilmu pengetahuan dan teknologi serta fluktuasi kebijakan/aturan dan lainnya. Kita selaku auditor harus banyak belajar hal-hal yang baru dan mengikuti perubahan yang terjadi. Oleh karena itu, Suka atau tidak suka kita harus "move-on" dari zona nyaman dan tidak hanya bisa bermimpi untuk kembali mengenang kenyamanan yang pernah dimiliki di masa lalu.

#Kantin BPKP DKI#
#Di Pengakhir Tahun 2017#

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Cinta NKRI sebagai Jargon semata!

Siapkah Kita Menerima Segala Konsekuensi Demi Remunerasi ?