Apa sih Profesional itu?
Apa sih Profesional itu?
Secara iseng saya nonton TV acara
IMB ( Indonesia Mencari Bakat). Dg ragam talenta mereka perlihatkan bakatnya,
ada yg menyanyi, menari, gerak tubuh, dsb.
Namun yg menarik ketika kelompok tari SBS ditanya juri mengapa hanya dua org yg seharusnya bertiga?. Ternyata yg satu sdg sakit krn cedera tangan (salah satu otot terputus) saat latihan & hrs jalani terapi khusus, dan diakhir acara tetap dtg dgn kursi roda.
Namun yg menarik ketika kelompok tari SBS ditanya juri mengapa hanya dua org yg seharusnya bertiga?. Ternyata yg satu sdg sakit krn cedera tangan (salah satu otot terputus) saat latihan & hrs jalani terapi khusus, dan diakhir acara tetap dtg dgn kursi roda.
Komentar Deddy Cobudzier selaku juri
tuk tetap minta di periode berikut agar yg cedera tetap tampil, alasannya
kelompok tari SBS harus 3 org. Kalaupun tangannya cedera, sepanjang kakinya bisa
bergerak harus tetap tampil & diusahakan untuk sembuh! Saya pun terkaget dg
komentar pedas juri tsb, terasa sungguh kejam memaksa org yg sakit hrs tetap
tampil! Hmmh ..hmm..
Namun kita dpt mengambil pelajaran,
inilah risiko kalau ingin menjadi artis terkenal. Dunia hiburan itu kejam, sang
artis hrs suguhkan acara terbaik di depan penonton tanpa pernah tahu apakah si
artis saat itu sdg sakit atau punya masalah. Inilah yg disebut dg
Profesionalisme!!!
Berarti, jika kita ingin bersikap
profesional, apapun peran & tugas kita... Kita harus memberikan hasil yg
terbaik kepada pelanggan atau stakeholder, apa pun masalah yg kita hadapi!.
Jangan pernah memberi alasan atau justifikasi sbg pembenaran mengapa kita tdk
menghasilkan yg optimal!!..
Saya merasa miris, jika ada pegawai
yg berpikir reward lebih dulu drpd hasil atau.. Gaji kecil koq minta hasil yg
baik?. Lihatlah artis!, sebelum mereka bisa hasilkan performa terbaik dg
suguhan yg memyaskan penonton. Jgn berharap production house atau pihak TV
memberikan honor yg tinggi!... Mereka selalu berlatih dan bekerja keras untuk
mendptkan itu.
Ini menjadi pelajaran bg diri saya (
yg hanya bisa membaca konsep & teori). Mari kita bekerja & berlatih
lebih keras sesuai dgn tugas & peran kita tanpa perlu berpikir dulu ttg reward
atau gaji yg diterima. Atau seharus kita berpikir sudah pantaskah reward yg
kita terima?... Apa ukuran atau indikator bhw hasil kerja kita lebih besar dari
gaji/ reward?.. Sudahkah pelanggan atau stakeholder merasa puas atas hasil
kerja kita?...
Komentar
Posting Komentar