Cerpen Auditor: Teori Kebangkrutan Bisa Menyelamatkan Perusahaan?


 

 

A.   Pembuka Kata

“Hari-hari begitu melelahkan…” sungut sang auditor yang bekerja di Kantor Akuntan Publik cukup ternama dan menjabat sebagai penaggung jawab audit, seraya meletakkan laptop kesayangannya di atas meja. Tiba-tiba ada rekannya mendatanginya, “Pak, dipanggil Boss suruh masuk ke ruangan tuh..”. Belum sempat menghempaskan pantatnya dikursi, dia segera beranjak menuju ruangan Boss-nya. Belum juga sempat mengetuk pintu ruangan Boss untuk kedua kalinya, terdengar suara dari Boss, “Oke, langsung saja masuk!!”.

Sang auditor pun membuka pintu dan masuk ke ruangan, terlihat Boss-nya begitu sibuk mengamati berkas laporan keuangan. “Ok, silahkan duduk dan tunggu sebentar saya sedang membaca laporan yang baru masuk ini”. Belum sempat sang auditor mau bicara untuk melaporkan hasil pertemuan dengan klien sebagai exit meeting karena pemeriksaan audit sudah usai. Si Boss segera menutup laporan dan berkata, “Ok, kamu tak perlu laporkan hasil pertemuan kemarin. Anggota tim mu sudah melaporkan sebelumnya”.

Sambil menyerahkan laporan yang baru saja dibaca kepada sang auditor, si Boss berkata “Coba segera kamu pelajari laporan keuangan ini. Besok kamu boleh ambil anggota terbaik kantor ini untuk menyelesaikan kasus klien kita yang cukup rumit”. Si Boss segera mengambil telepon disisinya untuk bicara kepada sekretaris, “Bu, tolong siapkan surat tugas seperti yang tadi saya perintahkan untuk anggota tim biar dia hubungi ibu berapa tim yang diperlukan… jangan lupa dengan anggaran yang dibutuhkan, kali ini tugas khusus.. berapa pun diminta segera penuhi”.

B.    Mendapat Tugas Khusus

Sang auditor sambil membuka laporan keuangan yang baru saja diberikan, “Keren juga Boss, tim audit siapa dapat tugas spesialis hingga boleh pilih tim dan bebas anggaran?”. Si boss menjawab, “Ya Kamu itu..”. kaget juga sang auditor mendengarnya. Sang boss melanjutkan, ”Sekarang coba pelajari… ini kasus khusus cukup rumit”. Ternyata sang auditor mendapat tugas baru untuk menangani kasus keunagan salh satu cabang perusahaan yang menjadi klien audit dan hampir kolaps (bangkrut), dan manajer kantor tersebut meminta untuk dilakukan kajian analisis memberikan masukan apakah masih diperlukan untuk dilanjutkan atau segera ditutup. Selain itu, cabang perusahaan tersebut sedang menghadapi gugatan dari bank akibat hutang yang dimiliki untuk segera dikembalikan.

Setelah dua hari mempelajari kasus yang dihadapi, sang auditor selaku penanggung jawab tugas memanggil anggota tim yang cukup qualified terutama berkompeten memahami mengenai analisis keuangan dan strategi bisnis. Sang auditor dalam rapat menjelaskan “ data perusahaan ini seperti yang saya bagikan kepada kalian sedang menghadapi masalah keuangan cukup berat, besar kemungkinan menuju kebangkrutan karena beban hutang cukup besar yang tidak bisa ditutupi”.

 

 

C.   Menangani Permasalahan yang Cukup Pelik dengan Solusi Nihil

Auditor A yang ditunjuk sebagai ketua tim membuka pembicaraan, “Baik pak, kami sudah pelajari berkas tersebut… memang cukup sulit untuk mencari solusinya. Jika ditawarkan re-schedulling hutang pun tak mampu menutupi dari pendapatan bisnisnya”. Sang auditor berkata, “bagaimana dengan prospek bisnisnya.. sudah dilakukan analisis dan prospek keuangan ke depan?”. Auditor B yang berkualifikasi sebagai ahli analisis laporan keuangan menjelaskan, “Sebenarnya setelah kami lakukan kajian analisis sekilas, bisnisnya cukup bagus pak… namun adanya hutang jangka panjang cukup besar, sehingga hasil pendapatannya menjadi rugi/deficit karena harus membayar bunga cukup besar dari hutang tersebut, pak”.

Audtor C ikut menambahkan, “kalau pun diberi suntikan dana baru, cukup besar untuk menalanginya pak.. demikian alternatif melalui re-shedulling hutang, perlu sekitar 20 tahun lebih pak agar bisa menutupi hutang tersebut. Rasanya pihak bank tidak akan menyetujui dengan jangka waktu sebesar itu”. Sang auditor sebagai penaggung jawab karena sudah senior, melirik Auditor D yang masih asyik dengan laptop-nya, “Bagaimana dengan pendapat kamu auditor D?”. auditor D menjawab, “setelah saya analisis dan baca catatan laporan keuangannya, yang menjadi pokok masalah ada hutang jangka panjang tersebut tidak berkaitan dengan operasinya, pak”. Sambil membuka laporan keuangan, dia menjelaskan “disini disebutkan hutang tersebut karena adanya kebijakan perusahaan pusat yang merubah startegi bisnisnya beberap tahun yang lalu dengan usaha baru yang saat ini dijalankan… seandainya hutang ini tidak menjadi beban cabang perusahaan, dan melihat aktivitas operasional dan pendapatan.. sebenarnya sangat bagus pak”. Pertemuan rapat akhirnya ditunda karena belum ada solusi yang terbaik.

D.   Insting Auditor mencari Solusi

Hampir seharian sang auditor penanggung jawab mencoba merenung dan sesekali membuka laptop untuk menganalisis laporan keuangan perusahaan tersebut. Beberapa kali sang auditor menghela nafas sambil membayangkan perusahaan tersebut. Sang auditor kenal dengan Direktur utama cabang perusahaan tersebut yang menjadi klien audit-nya, sebenarnya dia seorang leader dan manajer yang kompeten dalam manangani bisnisnya, Cuma dari hasil audit kantor pada tahu sebelumnya terdapat catatan sebagai perhatian bahwa adanya hutang warisan lama tersebut bisa menganggu keberlanjutan perusahaan tersebtu jika tidak mampu mengatasi hutangnya.

Lusa kemudian, sang auditor kembali mengadakan rapat, “bagaimana hasilnya selama dua hari ini.. apakah ada dari kalian memberikan usulan untuk mengatasi permasalahan klien kita?”. Semuanya terdiam karena mereka berpikir dengan beban hutang yang sangat besar, perusahaan memang tak mampu menutup dari hasil pendapatannya walaupun dengan pendapatan kotor dan pengurangan bonus para direksi sekali pun. Setelah hampir dua jam membisu, sang auditor berkata, “Baiklah, apakah kalian tahu dengan teori kebangkrutan Altman Z?”. Auditor D berkata, “ya pak saya memahami teori tersebut, tapi pak… itu khan untuk menyatakan secara jelas dan menentukan apakah perusaaan tersebut benar-benar bangkrut”.

E.    Perintahkan Tugas Disambut Dengan Kebingungan

Auditor A pun menambahkan, “Kalau itu kita lakukan, bukan berarti kita justru memperkuat dugaan dan analisis bahwa perusahaan itu bangkrut pak?. Apakah kita menyetujui untuk mengusulkan bahwa perusahaan itu terpaksa harus ditutup?”. Sang audtor penanggung jawab berkata, “sudah laksanakan saja perintah saya. Coba auditor D dan C lakukan analisis dengan teori kebangkutan tersebut dengan data keuangan 5 tahunan ke belakang”.

Sang auditor penangung jawab sambil membaca laporan keuangan berkata lagi, “Dan auditor A dan B buatkan analisis keuangan yang sama untuk 5 tahun ke depan, dan juga buat prospek dengan forecast cash flow selama 5 tahun ke depan. Silahkan kalian cari data rata-rata industry yang sama dengan perusahaan klien atas kinerja keuangan, kapasitas produksi, dan lainnya”. Lanjutnya, “besok lusa kita rapat kembali untuk ditayangkan hasilnya.” Peserta rapat bubar namun dengan wajah penuh kebingungan. Saat para peserta rapat berdiri untuk keluar dari ruangan rapat, sang auditor kembali berkata, “Oh ya, jangan lupa.. hasil analisis fore cast auditor A dan B, segera kasih ke auditor D dan C ya. Dan kalian buat juga dengan teori kebangkrutan tadi untuk forecasrt keuangan perusahaan klien 5 tahun ke depan ya”.

Diluar ruang rapat para auditor berkasak kusuk, “Saya bingung dengan perintah pak penanggung jawab, Koq perusahaan mau bangkrut kita analisis dengan teori Altman Z, sudah pasti hasil grafiknya minus dibawah garis. Tadi saya sdh coba sebentar masukkan data keuangannya’, kata auditor D yang memang ahli analisis laporan keuangan perusahaan. Auditor B juga menambhakan, “kalau pun ditambah untuk perkuat dengan analisis prospek perusahaan ke depan, dan digabungkan, .. saya rasanya hasilnya masih minus, karena begitu besar bunga yang harus dibayar atas hutang jangka panjang tersebut”. Auditor A selaku ketua tim, “Sudah.. sudah ayo kita kerjakan saja. Jangan lupa besok hasilnya sudah harus kita presentasikan.”, lanjutnya “Ayo auditor B nanti kita cari dengan searching google data-data prospek yang diminta, dan nanti ikut dengan saya, kita akan pergi ke perusahaan penyedia data bisnis.

F.    Harapan Sia-sia, Kajian Analisis Tak Buahkan hasil

Keesokan harinya peserta rapat sudah berada di ruangan karena sedang mempersiapkan tayangan hasil analisis yang dibuatnya. Tak lama kemudian, sang auditor penanggung jawab datang memasuki ruangan arapat, “bagaimana, apakah kalian sudah mendapatkan data yang saya minta dan sudah di analisis?,” dengan serempak mereka menjawab, “Sudah pak, kemarin kami lembur semalaman untuk lakukan analisis walau penuh dengan kebingungan..”. Sang auditor pun tersenyum, “Ok. Coba ditayangkam hasilnya.”

Auditor A menjelaskan, “ baik pak, dari data untuk 5 tahun ke belakang atas aktivitas operasi perusahaan, memang terlihat cukup bagus,, karena menghasilkan pendapatan operasi yang cukup signifikan.. bahkan Return of Equity atau ROE (persentase pendapatan terhadap modal/ekuitas), Demikan juga dengan forecast cash flow sangat baik jika dibandingkan perusahaan lain dan masih diatas rata-rata industri sejenis, kapasitas produksi dengan bahan baku yang tersedia juga tidak ada masalah pak, cukup bagus.”.

Kemudian, Auditor penanggung jawab kemudian berkata, “ok, sekarang bagaimana dengan penerapan teori Altman Z tentang kebangkrutan?”. Auditor D pun menjelaskan sambil menayangkan hasil analisisnya, “Baik pak, sesuai dengan teori Altman Z karena beban hutang cukup besar atas bunga yang dibebankan menghasilkan data grafik minus dibawah garis pak,.. demikian juga dengan data forecast 5 tahun ke depan, hasil tetap minus pak”.

G.   Kotak Pandora Pemecah Misteri

Sang auditor manggut-manggut sambil mengamati grafik tersebut dengan serius, “jadi kesimpulan kalian apa dari data yang dihasilkan?”. Mereka menatap si penanggungjawab, “ perusahaan ini disimpulkan layak untuk ditutup pak karena dari teori kebangkurtan pun tidak menghasilkan angka positif, pak”. Sang auditor tersenyum, “Yah tentu saja, hasilnya tetap minus.. tapi coba amati sekali lagi grafik tersebut.”. Mereka pun menatap grafik tapi masih kebingungan.

Sang auditor akhirnya menjelaskan, “Ingat, kita sudah tahu bahwa perusahaan ini sudah menjelang sekarat …. Tapi belum menuju kematian”. Semua peserta rapat bingung dengan penjelasan si penaggung jawab sambil garuk-garuk kepala, “maksudnya apa ya pak?, khan hasilnya tetap minus walau ditambah prospek bisnis 5 tahun ke depan.. apakah kita perlu rekayasa keuangan ini ?”, ujar auditor A. Sang auditor menatap tajam ke arah auditor A, “Siapa yang memerintahkan rekayasa keuangan?... kita ini auditor profesional, dan jangan ada dipikiran kalian untuk berbuat seperti itu!”.

Dengan segera auditor A berkata, “mohon maaf pak, bukan begitu maksud saya… jika ingin hasil teori altman menjadi positif .. apa yang harus kami lakukan?”. Sang auditor penanggung jawab kembali menjelaskan, “ coba kalian perhatikan… walau data hasil grfaik menunjukkan minus dibawah garis.. lihat trend-nya. Angka minus tersebut menuju ke titik 0 atau garis, benar khan?”. Dengan serempak mereka menjawab, “benar pak”. Si penaggung jawab kembali berkata, “nah, itu berarti… jika seperti manusia, perusahaan tersebut sedang mati suri… namun ada tanda-tanda kehidupan.”

Si penaggungjawab kembali memerintahkan, “sekarang auditor D coba file ini disimpan. Dan kita buat alternatif, coba hutang jangka panjang tersebut yang bukan bagian dari operasi perusahaan di buang,, bagaimana hasilnya?”. Dengan sigap auditor D membuang angka hutang jangka panjang (tentunya dengan bunga yang dibayar) dan segera ditayangkan grafik tersebut, “nah, dari teori altman Z hasilnya semua data menjadi positif dan berada diatas garis khan?”, kata si auditor penanggung jawab. Sang aditor D, “benar pak, berarti jika perusahaan tidak memiliki beban hutang tersebut sebenarnya perusahaan tersebut sangat sehat “.

Si penanggung jawab kembali berkata, “Dan sekarang, kembali buat alternatif jika memasukkan data hutang tersebut dengan proporsi 30: 70, dan 50;50, serta 70:30.. maksudnya 30:70 adalah 30 % hutang tersebut ditanggulangi perusahaan pusat dan 70% dengan re-schedulling hutang kepada bank. Nanti auditor B buat hasil propsek atau fore cast dengan suku bunga tertentu, berapa back period dapat dilunasi. Demkian juga dengan porsi yang lainnya.

H.   Kebingungan Terganti Dengan Antusiasme

Seketika wajah para peserta berbinar-binar sambil berbisik, “Gak Nyangka penaggungjawab kita jenius juga ya, baru tahu apa maksudnya kita harus lakukan analisis tersebut… padahal hampir dua harian saya bingung apa maksudnya gunakan teori kebangkrutan”. Si penanggung jawab segera menukas, “Sudah jangan ribut, segera saja dikerjakan!”. Dengan serempak mereka menjawab, “segera kami lakukan dengan senang hati”.

Usai hasil kajian analisis dibuat, suasana rapat yang awalnya ditandai wajah kebingungan menjadi sumringah dengan tertawa. Mereka dengan antusias melakukan diskusi secara interaktif. Sang penanggung jawab, “baiklah, tak terasa waktu menjelang sore… akhirnya kita sudah mendapatkan solusi bagaimana menyelamatkan perusahaan ini dengan mengajukan berbagai alternatif”. Lanjutnya, “Besok kita menghadap Boss dan kita akan segera melakukan rapat bersama dengan klien dan pihak bank serta pimpinan dari pusat.

Keesokan harinya mreka menghadap Boss, awalnya si Boss mengernyitkan dahi, “Amazing, saya awalnya sudah hopeless dengan permintaan klien kita.. rasanya sudah tidak ada jalan untuk membantu… Kalian memang tim yang hebat, bagaimana mungkin teori Altman Z ini bisa menjelaskan semuanya dan menjadi solusinya ya?”. Siangnya mereka langsung beranjak pergi untuk mengadakan rapat di kantor klien.

I.     Paradigma Terbalik: Menyelamatkan Perusahaan Dengan Teori kebangkrutan?

Sesampai disana, sudah berkumpul secara lengkap baik dari pihak bank, wakil perusahaan kantor pusat, dan direktur utama cabang perusahaan. Dengan segera tim audit tersebut menjelaskan dengan antusias atas hasil kajian analisis mereka dan alternatif sebagai solusi pemecahan masalahnya. Awalnya dari pihak bank yang membawa konsultan keuangan juga kaget bercampur bingung, “Gila, bagaimana mungkin teori altman Z kalian terapkan? Ini sebenarnya hal yang paling ditakutkan perusahaan. Karena umumnya digunakan sebagai penguat argument bahwa perusahaan tersebut benar-benar bangkrut”, kata manajer bank.

Sang konsultan dari pihak bank pun menambahkan, “Luar biasa, kalian memang cerdas. Justru kalian lakukan analisis dengan toeri tersebut untuk menjelaskan bahwa perusahaan seperti manusia yang sekarat. Namun teori itu justru bisa menjelaskan bahwa ternyata perusahaan hanya mati suri… dengan alternatif yang kalian ajukan, kami memahami bahwa sebenarnya perusahaan ini memang layak dibantu… prospek keuangan dengan data forecast data real sungguh menjelaskan dengan baik, Salut buat kalian”.

Wakil dari perusahaan pusat pun terlihat wajah ceria, “Waduh tidak sangka adanya kajian analisis yang belum pernah saya peroleh selama ini… kami juga dari pusat siap membantu untuk meng-handle sebagian hutang menjadi beban kami,, kami ternyata menjadi paham, secara real dari analisis kalian bisa kami simpulkan bahwa perusahaan cabang ini sebenarnya sangat sehat, hanya lantaran hutang yang tidak layak dibebankan, hasil pendapatan operasinya menjadi buruk”.

Sang Direktur utama perusahaan cabang yang semula menunduk bersedih dengan kelopak mata menghitam (mungkin hampir beberapa minggu kurang tidur) langsung berbinar mendengar hasil keputusan tersebut. Dengan segera dia berhambur memeluk para tim auditor tersebut, berkata sambil tertawa. “Terima kasih.. terima kasih… Ya Allah ternyata kalian turunkan dewa penolong, kami semua selama berminggu-minggu kebingungan menghadapi masalah yang pelik ini”.

J.     Kerja Keras Tidak Mengkhianati Hasil

Wakil perusahaan dari pusat pun menambahkan, “Oh ya atas hasil kerja kalian yang baik secara profesional, kami berharap kantor akuntan publik kalian akan kami lanjutkan kerjasamanya, dan mungkin kami usulkan agar kalian juga melakukan audit interim di kantor pusat, kebetulan tahun depan memang kantor akuntan audit sudah harus diganti karena sudah habis masa periode-nya. Dari manajer bank juga berkata, “Oh ya, jangan lupa.. kalian juga masih ada pekerjaan untuk tindak lanjutnya atas kebijakan re-schedulling hutang, mohon kami minta kalian sebagai konsultan perusahaan ini ya, minggu depan kita ikut rapat untuk membahas dengan bank kami dan wakil bank kantor pusat. Atas kajian analisi dan argument usulan solusi, kami yakin pihak kantor bank pusat akan menyetujui skema penyelesaian hutang ini”.

Sepulangnnya dari rapat, si boss memanggil kami, seraya tersenyum bahagia mnjabat tangan seraya memeluk satu-per satu “memang kalian tim audit andalan kantor kita… Selamat ya, Oh ya tadi saya sudah bicara dengan bagian keuangan… kalian layak mendapat bonus atas hasil kerja yang cepat dan sukses ini. Dan jangan lupa usai semuanya terselesaikan, tadi dari klien menitipkan pesan… bahwa kami diminta agar kalian mendapat cuti seminggu karena mereka akan menyiapkan tiket berlibur ke bali buat kalian bersama keluarga.

 

Catatan: Kisah ini adalah rekayasa penulis semata dan bukan berdasarkan data analisis sesungguhnya

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Cerpen Auditor: Mengungkap Modus Operandi Pemeriksaan Dari Ketidaksengajaan

Cerpen Auditor : Mungkinkah Menyelamatkan Perusahaan Dari Analisis Teori Kebangkrutan?

Kisah Dibalik Kesuksesan Bergulirnya Kembali Kompetisi Sepakbola di Tanah Air