Tanding catur GM Irene dan Dewa Kipas: Jangan Berharap Seperti David dan Goliath
A. PENGANTAR
Ambyar!, itu kata pertama dari
saya yang bukan penghobi catur melihat pertandingan yang diharapkan menjadi
miracle antara pecatur terbaik di negeri ini GM Irene Sukandar dengan pecatur
non gelar tetapi bukan kaleng-kaleng. Saya sudah memprediksi bahwa ini bukan
pertandingan seperti David Versus Goliath. Janganlah mengharapkan suatu
keajaiban terjadi, kita harus tetap berpikir realistis. Namun bukan itu yang
ingin saya ungkapkan. Apalagi saya bukanlah seorang pecatur, namun saya hanya
mencoba menggambarkan secara sederhana bahwa dunia maya itu berbeda dengan
dunia nyata.
Namun di satu sisi, saya pun
terpaksa mengiyakan bahwa dunia maya memang memiliki suatu keajaiban melihat
fenomena peristiwa ini terjadi. Sungguh tak terbayangkan begitu antusias secara
mendadak sontak masyarakat dunia maya menjadi penggila catur baru dan terbangunnya masyarakat
pencatur dari tidurnya akibat muncul peristiwa kasus Pak Dadang yang dikenal
dengan si Dewa Kipas. Dewa Kipas yang semula berseteru dengan pemilik game
catur on-line terkenal chess.com bernama Levy Rozman (youtuber terkenal dengan
nama GothamChess). Dan berikutnya, si dewa Kipas pun bisa bertanding dengan
seorang Grand Master Wanita Indonesia negeri kita yakni GM Irene Sukandar dan ditonton
via on-line oleh jutaan mata. Seandainya tidak dalam kondisi pandemik Covid-19,
jika pertandingan catur ini dilakukan dalam kondisi normal diadakan di Stadion
GBK, saya yakin penonton akan berbondong membludak memenuhi stadion walau
berbayar sekali pun.
B. Dewa Kipas: Gegara Iseng Mendadak Jadi
Master
Kisah langka dan spektakuler ini
patut menjadi catatan sejarah, lantaran seorang pecatur biasa (walau sebagai
mantan pemain catur tingkat daerah) tetiba menjadi buah bibir masyarakat seolah
muncul sebagai Grand Master tak terdaftar. Hal tersebut, diawali rasa iseng Pak
Dadang sebagai pensiunan BUMN yang hobi catur difasilitasi anaknya melalui
gadget atau HP agar bisa mengisi waktu luang dengan bermain catur secara on-line. Ayahnya didaftarkan
pada game catur on-line chess.com dengan akun diberi nama “Dewa Kipas’. Dunia
tersentak karena Pak Dadang atau Dewa Kipas berhasil mempecundangi Levy Rozman
selaku pemilik game catur on-line terkenal oleh Seorang warga Indonesia yang
tak tersedia data sebagai pecatur professional.
Awal mula lantaran ke-gaptekannya
dari permainan yang tersedia, pak Dadang justru lebih suka memilih catur 10
menit dengan tingkat kesulitan tinggi karena lebih mudah diakses. Entah karena
dilakukan pak Dadang setiap hari membuatnya hapal setiap gerak langkah catur
setiap level, dan setiap kenaikan level dia memperoleh bonus angka setara elo
rating. Karena dianggap sebuah permainan, si Dewa Kipas tidak menyadari bahwa
setiap kenaikan level berarti dia telah mengalahkan pecatur master internasional
sesuai dengan data base pada game tersebut. Keasyikan pak Dadang karena hanya
ingin memperoleh level yang lebih tinggi, atau mungkin juga dia gunakan alat
bantu mesin, kenaikan level yang dimilikinya menimbulkan kecurigaan pemilik
game tersebut.
Pemilik game chess.com yakni Levy
Rozman, juga memiliki gelar Master Internasional bersama stafnya mencoba
menganalisis pola permainan si dewa Kipas karena dalam tempo singkat telah
mengantongi nilai permainan setara dengan Elo Rating 2000-an, sungguh benar2
ajaib berarti setingkat Grand Master. Dai hasil analisis pola permainan Dewa
Kipas dengan tingkat akurasi nyaris sempurna bak seorang Grand Master tingkat
dunia, akhirnya para tim pengelola game tersebut menyimpulkan bahwa Dewa kipas
telah melakukan kecurangan (cheat) dalam bermain dengan menggunakan mesin
(chess engine) dan akhirnya akun Dewa Kipas diblokir.
Sebenarnya hal yang biasa terjadi
dalam permainan game on-line, apabila kita bermain dalam suatu game setiap
level dan kalah (game over), jika ingin bermain kembali maka kita harus memulai
kembali dari awal, terkecuali kita simpan data level terakhir saat kita
bermain. Namun adapula sebagian orang yang tidak sabar dalam permainan berupaya
dengan membeli credit point, dengan pembayaran sejumlah tertentu, kepada pemain
lainnya yang sudah berada di level tinggi. Karena kemajuan teknologi pula,
dalam permainan catur on-line, terdapat mesin pembantu atau chess engine yang
memudahkan seseorang memperoleh langkah taktis. Berdasarkan hal tersebut pengelola
game catur chess.com seringkali memblokir akun pemain yang dicurigai menggunakan mesin
pembantu karena level yang diperoleh melompat lebih tinggi secara tidak wajar.
Akibat pemblokiran akun Dewa
Kipas, pak Dadang merasa galau karena dia tidak bisa bermain catur lagi pada
game on-line tersebut sebagai pengisi waktu senggang mengisi hari pensiunnya. Pemblokiran
akunnya diceritakan kepada anaknya, kemudian sang anak mencoba mencari tahu
dengan menghubungi pemilik game on-line tersebut untuk meminta klarifikasi
penyebab akun ayahnya diblokir. Mendengar penjelasan dari pemilik game yang menyatakan
kecurigaan bahwa ayahnya melakukan kecurangan karena perolehan level yang tidak
wajar. Ketidakpuasan sang anak inilah yang menimbulkan kehehbohan di jagat maya
dengan mengungkapkan dalam akun Fecebook-nya.
C. Dunia Maya: Snow Ball Isu Yang Jadi
Berkah
Bagaikan snow ball, akun Facebook
milik anaknya terbaca oleh teman-temannya dan menggelinding secara bergulir
hingga berita tersebut menjadi trending topik dalam dunia maya. Masyarakat maya
atau netizen dikenal dengan Warga +62, entah paham atau tidak permasalahannya,
segera mencari tahu dan menyerang akun pemilik game on-line tersebut karena
merasa ada ketidak adilan. Lampiasan kekesalan warga +62 membuat kewalahan
sipemilik game catur on-line, walau dengan sabar mencoba menjelaskan
permasalahannya.
Trending topik masalah catur
tersebut semakin membahana di dunia maya sehingga sulit untuk mencari tahu akar
permasalahan agar dapat dituntaskan karena beragam pendapat berseliweran
disana-sini. Akan tetapi dalam satu
sisi, trending topik ini justru menjadi peluang bisnis sebagai santapan
keseharian bagi pebisnis on-line, salah satunya yang menangkap peluang tersebut
adalah pemilik pod-cast Deddy Corbuzier yang sedang naik daun. Deddy Corbuzier mengundang
si Dewa kipas Bersama anaknya dalam acara pod-castnya, bahkan juga mengundang
si pemilik game on-line yakni Levy Rozman. Sontak kasus tersebut tidaklah
semakin reda, entah karena kepiawaian para stakeholder pebisnis on-line yang
seolah memaintain agar topik semakin ramai. Kasus justru semakin mencuat,
karena tetiba muncul surat dari seorang pecatur profesional negeri kita yang
mencoba menjelaskan permasalahan.
Klarifikasi atau penjelasan dari
pecatur profesional kita yang terkenal bernama GM Irene Sukandar justru tidak
membuat reda suasana. Entah karena tergoda usulan atau pendapat warganet, yang
jelas Deddy Corbuzier mencium kesempatan emas untuk tetap mempertahankan
trending topik ini. Benar saja, ide pemilik pod-cast Deddy Corburzier memiliki
ide dengan menawarkan tantangan kepada Dewa Kipas untuk membuktikan
kepiawaiannya bermain catur dengan menantang salah satu pecatur nasional negeri
kita. Awal mulanya sang Dewa Kipas menolak, atau mungkin juga hembusan para
netizen, dia merasa tersinggung atas pernyataan GM Irene bahwa dia telah
melakukan kecurangan dan mencoreng nama baik catur negeri kita. Akhirnya
tantangan untuk bertanding dengan pecatur nasional handal pun diterima, mungkin
juga karena faktor imingan dari pemilik pod-cast bahwa dalam pertandingan non
gelar atau persahabatan masing-masing akan mendapat hadiah atu imbalan uang
yang cukup fantastis.
Pada dasarnya kedua belah pihak
berniat baik, GM Irene selaku pecatur nasional hanya ingin menjelaskan kepada
masyarakat bahwa permainan catur tidaklah mudah agar bisa memperoleh gelar,
karena harus melewati perjuangan dan berlatih dengan arahan pembimbing
professional. Disatu sisi, Dewa kipas pun berkilah bahwa dia tidak ingin
disebut curang dan dianggap sebagai pemain abal-abal atau kaleng-kaleng karena berhasil
mempercundangi pemilik game catur online terkenal.
D. Hasil Pertarungan Catur: Semua Menang…
Semua Senang
Ambyar!, Pecah Berat, Amazing,
Awesome… dan segala lemparan kata takjub terungkap dalam dunia maya. Mengapa?,
bisa kita bayangkan, permainan catur yang asal muasal bermain secara hening dan
membosankan (menurut saya) bisa seheboh laksana permainan bola yang ditonton
oleh penggila atau supporter. Secara wajar, bisa kita hitung berapa banyak sih
penggila catur dinegeri ini?, tapi acara pertandingan catur saat itu melebih
pertandingan bola liga dunia manapun, jutaan mata penonton mengamati
pertandingan catur antara Grand Master Wanita terbaik dengan si Dewa Kipa yang
tetiba bak muncul dari dalam bumi mengaku selevel Grand Master. Hadiahnya pun
tidak tanggung-tanggung, terbesar dalam sejarah di negeri kita untuk sekelas
pertandingan olah raga catur.
Kalau hasilnya, saya memang bukan
penggila catur, tetapi secara logika sudah gampang ditebak. Pertandingan seorang
atlit catur kawakan yang bermetode standar internasional karena bergelar Grand Master
(bagi kalangan akademisi mungkin setingkat professor) dengan seseorang mantan
pemain catur lokal, infonya Dewa kipas
juga pernah sebagai pengurus catur Kalimantan Barat diman ia bermukim. Hasil
telak 3-0 dimenangkan dengan mudah oleh GM Irene Sukandar tentunya. Akan tetapi
hal itu juga bukan kekalahan bagi Dewa Kipas, semua sama-sama menang. Mengapa?,
karena GM Irene sudah tercapai tujuannya menjalankan misi dari pemerintah bahwa
gelar GM dalam catur bukanlah hal yang mudah begitu saja diperoleh secara
tiba-tiba dan dia juga berhasil mengangkat reputasi catur karena Kembali mulai
disukai masyarakat. Sedangkan bagi Dewa Kipas, pernyataan dari seorang pengamat
catur baginya merupakan kemenangan, karena GM Susanto Megaranto dan Chelsie sebagai
pengamat dalam pertandingan tersebut bersepakat menyatakan bahwa pak Dadang sang
Dewa Kipas bukanlah pemain catur kaleng-kaleng atau pemain di pos ronda karena
kualitas gaya permainannya dianggap setingkat Master.
Penyelenggara pertandingan akbar Deddy
Corbuzier dengan pod-castnya pun tak ketinggalan kebanjiran keuntungan, walau
berani memberikan hadiah bagi keduanya memperoleh hadiah ratusa juta rupiah
secara tunai. Bagaiman tidak? Baru kali pertama acara pod-cast miliknya diakses
sekitar 1,2 juta penonton (viewer). Berapa pendapatan yang diterima?, tinggal
kalikan saja jika setiap viewer memperoleh 18 sen dollar!, itu belum termasuk
sponsor lho.
E. Penutup
Yang membuat saya bahagia
(sekaligus menitikkan airmata), seperti yang diungkap Dewa kipas, saat dia
ingin membeli papan catur harus inden atau pesan, karena semua toko yang
menjual papan catur habis ludes terjual dan diberbagai daerah mulai kembali bermunculan
sekelompok orang bermain catur, termasuk secara virtual dalam dunia on-line.
Memang sebulan sebelumnya, sejak kasus Dewa Kipas dan pemilik Chess.com
masyarakat kembali bergairah untuk bermain dan berlatih catur. Semua menang…
semua senang.
Sekali lagi selamat pak dadang
alias Dewa Kipas karena anda telah menggairahkan kembali dunia catur di negeri
kita, dan Selamat buat Ketua Percasi dan Menteri Pemuda dan Olahraga (Kemenpora)
yang telah memberikan ijin bagi pecatur handal GM Irene boleh bertanding secara
persahabatan. Selamat buat bung Deddy Corbuzier yang telah menangguk rezeki ( karena
kekuatan intuisi bisnisnya) karena mungkin ini acara terbesar dengan perolehan
jutaan viewer. Selamat buat netizen warga +62 apa pun pendapat anda, acara ini
merupakan hiburan untuk menghilangkan sejenak kebosanan sebagai obat “Cabin Fever”
atas keterkungkungan aktivitas masyarakat karena hingga saat ini belum bisa kembali
normal.
Komentar
Posting Komentar