Kisah Dibalik Kesuksesan Bergulirnya Kembali Kompetisi Sepakbola di Tanah Air
A. Pengantar
Tahun telah berganti. Dengan beralihnya tahun dari 2020 ke 2021
maka sudah setahun lebih Zainudin Amali mengemban tugas sebagai Menteri Pemuda
Dan Olahraga (Menpora) sejak ditunjuk oleh Presiden Joko Widodo, 23 Oktober
2019. Dia mampu lulus ujian sehingga tidak tergeseser atau bahkan tergusur
saat Presiden melakukan reshuffle Kabinet Indonesia Maju, Selasa
(22/12/2020) lalu. Namun mampukah dia melewati ujian tahun ini karena
tantangan super berat telah menanti setahun ke depan. (Tahun ujian Terberat Menpora, Gungde Ariwangsa S,
suarakarya.id)
Amanah Zainudin Amali sebagai Menteri Pemuda dan Olahraga
merupakan tantangan bagi beliau yang semula seorang politikus kawakan saat menjadi
anggota DPR-RI, kini menjadi birokrat untuk membenahi dunia olahraga dan
kepemudaan serta perbaikan tata Kelola organisasinya. Tongkat estafet dari
kepemimpinan sebelumnya mendapat reputasi negatif, kondisi dunia olahraga yang
suram karena kurang solid dan adanya intervensi kepentingan maupun konflik
antar pengurus cabang olahraga merupakan salah satu penyebab prestasi olahraga
para atlit dalam kancah regional dan internasional terpuruk. Dan kini beban bertambah
karena adanya kondisi wabah virus Covid-19 yang melanda Indonesia telah
menggenapi besarnya beban yang disandang untuk memperbaiki kesemuanya.
Masih teringat setahun yang lalu, saat kali pertama terjadinya
wabah virus misterius. Beragam informasi berseliweran dan kegamangan untuk
bertindak melihat sebaran wabah, apakah Kemenpora turut berdiam diri menunggu
waktu (wait and see) atau tetap bergerak untuk beraktivitas namun khawatir
akan terkena wabah virus yang mematikan. Akhirnya beliau memberikan arahan bahwa
anggaran Kemenpora yang diperoleh merupakan amanah rakyat yang harus kita
jalankan yang tidak boleh berhenti, namun perlu kehati-hatian dengan menerapkan
disiplin protocol Kesehatan pada saat pegawai melaksanakan tugas.
Walau Satgas Covid-19 Nasional menetapkan kebijakan Pembatasan Soisal berskal Besar (PSBB) bukan berarti kegiatan pelayanan Kemenpora ikut berhenti, justru harus tetap berjalan. Olah raga di masyarakat juga merupakan bagian dari perlawanan terhadap wabah virus karena dapat meningkatkan imunitas tubuh. Selain itu, jika aktivitas kantor berhenti akan berdampak buruk bagi gerak roda ekonomi masyarakat. Suatu kegiatan atau event olahraga dapat menggerakkan roda ekonomi di lokasi pertandingan. Misalnya atlit olahraga, wasit dan ofisial, panitia pertandingan, toko-toko souvenir, sponsor, warung-warung sekitar, dsb. Memang kondisi saat ini merupakan dilema: Bergerak wabah naik dan diam ekonomi ambruk.
B. Pembenahan Menpora Terhadap Internal Organisasi
Berbekal pengalaman beliau dan komitmen yang diamanahkan oleh Presiden,
Menteri Pemuda dan Olahraga mencoba menguraikan permasalahan dan membenahi satu
persatu. Dimulai dari intenal organisasi, banyak perubahan yang dilakukan
secara intensif dan masif. Berbagai pertemuan secara internal dibangun dan
melakukan perekrutan pegawai melalui lelang jabatan terbuka dengan
berkoordinasi kepada Kemenpan RB dan KASN, optimalisasi sumber daya baik SDM
dan sarana dan prasarana serta anggaran agar tidak menjadi hambatan untuk
mencapai tujuan organisasi yang ditetapkan.
Kerja keras beliau mulai membuahkan hasil yang cukup menggembirakan, Zainudin Amali berhasil mengantar Kemenpora meraih Opini Wajar Tanpa Pengecualian (WTP) atas Laporan Keuangan Tahun 2019 dari Badan Pemeriksa Keuangan. Ini untuk pertama kalinya terjadi setelah 10 tahun. Selanjutnya pada tahun 2020 Kemenpora memiliki serapan anggaran diatas 90% dalam kondisi wabah, ini pula kali pertama terjadi bagi Kemenpora yang rata-rata hanya mencapai daya serap dibawah 80%.
C. Kegalauan Menpora Terjadinya Stagnasi Keolahragaan Di Tanah Air
Dan kini yang menjadi perhatian bagi Menteri Pemuda dan Olahraga
adalah bagaimana melakukan harmonisasi dan koordinasi serta kolaborasi kepada
seluruh pengurus cabang olahraga. Menpora pun selalu mendengar serta menerima
masukan-masukan dari para pengurus induk cabor dan seluruh stakeholder olahraga
Indonesia dalam rangka bersinergi untuk meningkatkan prestasi olahraga
Indonesia menjadi suatu hal yang penting.
Menurut Undang Undang Sistem Keolahragaan Nasional (UUSKN) Nomor
3 Tahun 2005 pasal 13 Pemerintah mempunyai kewenangan untuk mengatur, membina,
mengembangkan, melaksanakan, dan mengawasi penyelenggaraan keolahragaan secara
nasional. Namun Menpora selaku wakil pemerintah justru mencoba berbagi
kewenangan kepada pemerintah daerah agar kegiatan keolahragaan tidak dilakukan
secara terpusat, karena dikhawatirkan akan terjadi lagi konflik kepentingan dan
menghindari sejarah lama yang buruk ketika olahraga menjadi ladang
korupsi.
Salah satu kegamangan Menpora melihat perkembangan dunia olahrga
dan prestasi yang tidak kunjung meningkat pesat. Pola dan jam kerja beliau pun
tidak semakin berkurang karena kesibukkan untuk menyambangi dan meninjau
berbagai pengurus cabang olahraga termasuk memberikan motivasi kepada para
atlit untuk tetap beraktivitas walau kondisi pandemi. Porsi pelatihan dan
pembinaan agar tidak terhenti yakni dengan melakukan berbagai kompetisi secara
terbatas.
Termasuk olahraga sepak bola yang merupakan primadona masyarakat dan juga amanah presiden Joko Widodo agar Menpora bisa meningkatkan prestasi sepak bola untuk mengharumkan nama bangsa di tingkat dunia. Padahal sudah setahun kegiatan atau kompetisi sepak bola dipenjuru negeri seolah mati suri sejak wabah pandemi Covid-19 melanda Indonesia. Bahkan Liga sepak bola Indonesia yang sempat dimainkan beberapa pekan pada tahun lalu, akhirnya terpaksa tidak dilanjutkan akibat wabah pandemik yang semakin meningkat. Dan hingga saat ini, Kepolisian RI belum memberikan izin keramaian untuk penyelenggaraan berbagai kompetisi termasuk sepakbola.
D. Rindunya Masyarakat Adanya Kompetisi Sepakbola Kembali
Masyarakat begitu antusias agar kompetisi sepak bola berjalan
lagi, ini juga harapan para pengurus klub sepakabola termasuk PSSI. Dari
beberapa media oleharaga memuat berita tentang harapan insan sepak bola yang
sudah rindu menonton liga sepak bola Indonesia. Bahkan di media social,
masyarakat mencoba menggaungkan hastag #AyoMainLagi, mereka mengharapkan agar liga
sepakbola dapat bergulir kembali.
Jika dibandingkan dengan negara-negara lain seperti
negara-negara di Amerika dan Eropa, walau disana juga sedang dilanda wabah
Covid-19 mereka tetap menyelenggarakan kompetisi. Termasuk juga di kawasan Asia
dan Asia Tenggara, kompetisi sepakbola tetap bergulir walau dengan penyesuaian
protocol Kesehatan Covid-19 dan tanpa penonton. Bahkan ada pula seperti negara
Afrika yang menyertakan penonton namun secara terbatas.
Masyarakat Indonesia kini hanya dapat menonton dilayar kaca
berbagai pertandingan sepak bola liga-liga popular diluar sana seperti liga
Inggris, Spanyol, Italia atau Jerman. Dan saat ini sedang digelar pertandingan
liga bergengsi tingkat Eropa, seperti liga Champions dan liga Eropa, meskipun
tanpa penonton.
Akibat adanya kondisi wabah Covid-19 yang melanda negeri kita,
terjadi Stagnasi dalam dunia persepkabolaan yang tidak hanya sekedar membuat
klub-klub sepak bola dilanda kebingungan karena dilanda finansial operasional. Adanya
kompetisi bisa menggerakkan roda ekonomi meningkat, karena sepakbola memiliki
ekosistem yang saling berkaitan antara pelaku dan industri sepakbola.
Penundaan kompetisi sepakbola banyak membuat pemain, pelatih, wasit panitia pertandingan, manajer klub maupun pengurus stadion yang menjadi pengangguran. Bahkan untuk menyangga kehidupan ekonominya mereka beralih profesi mulai menjadi pedagang, mebuka warung kecil, tukang ojek on-line, dsb. Demikian juga dengan masyarakat sekitar stadion yang masih berharap penuh adanya suatu pertandingan karena banyak warung makan, toko cenderamata atau souvenir, dan lainnya yang harus tutup karena tidak ada pembeli.
E.
Pelibatan Menpora Bersama
PSSI dan Pengurus Klub Untuk Mengaktifkan Kembali Kompetisi
Sebenarnya Pengurus PSSI maupun para penyelenggara kompetisi
sudah banyak berbuat, dengan melakukan berbagai koordinasi dengan pihak
terkait, termasuk Satgas Covid-19 Nasional untuk memberikan keyakinan bahwa
pertandingan akan dijalankan sesuai dengan protokol Kesehatan. Akhirnya dibuat
kesepakatan dengan Satgas Covid-19 untuk memberikan ijin sepanjang menerapkan
protkol Kesehatan untuk rencana pertandingan yang akan digulirkan yakni Liga 1
dan 2 pada tahun 2020 dan 2021.
Rencana pertandingan untuk wilayah barat yang akan diadakan di
kota Yogyakarta pun dilakukan berbagai koordinasi oleh Pengurus PSSI dan PT
Liga Indonesia Baru (LIB) dengan Kapolda DI Ygoyaarta, Pemda DIY, Pemkab Bantul
dan Sleman. Berikutnya melakukan pendekatan kepada Badan Intelijen dan Keamanan
(Baintelkam) POLRI, Kapolda Jawa Tengah dan Jawa Timur, termasuk melakukan pertemuan
dengan Kepala Satgas Antimafia Bola di Polda Metro Jaya, Kapolda DKI Jakarta,
bahkan dengan Badan Nasional Penanggulangan Bencana (PNPB) dengan membuat MoU
tentang penyelenggaraan Olahraga yang Aman dari Covid-19.
Akhirnya pada awal tahun 2021, Pengurus PSSI dan PT LIB mencoba
melakukan pertemuan dengan Menpora, Zainudin Amali untuk meminta dukungan dan
menjelaskan berbagai program kegiatan yang telah dilakukan dan koordinasi yang
telah dilakukan dengan berbagai instansi terkait. Menpora berjanji akan mencoba
membantu PSSI agar kejuaraan liga sepakbola bisa bergulir Kembali, komitmen
tersebut karena sesuai dengan janji amanah belaiu kepada Presiden RI untuk
meningkatkan prestasi olahraga nasional dan regional termasuk sepakbola.
Upaya untuk memperoleh izin dari Kepolisian RI tersebut nampaknya mulai menemukan titik terang. Setelah Menteri Pemuda dan Olahraga melakukan pertemuan dengan Kapolri yang baru (8/2/2021), Kapolri yang baru saja dilantik berjanji untuk membicarakan titik permasalahan terutama hal-hal yang bersifat teknis terkait dengan penegakan aturan terkait protokol kesehatan. Dalam pertemuan tersebut, Kapolri prinsipnya mendukung kegiatan kepemudaan dan olahraga sepanjang dilaksanakan sesuai protokol kesehatan. Oleh karena itu, Kemenpora bersama PSSI dan PT LIB akan menyiapkan dokumen perizinan yang lebih detail, terutama yang menyangkut protokol kesehatan selama kompetisi bergulir.
F.
Pentingnya Masyarakat Untuk Menjaga Komitmen
Bersama
Jantung sepakbola Indonesia
akhirnya berdenyut lagi setelah Kapolri yang baru, Jenderal Listyo Sigit
Prabowo, memberikan izin turnamen pramusim Liga
1 Tahun 2021. Ada
sosok utama di balik luluhnya hati Kapolri Listyo Sigit, dia adalah Menteri
pemuda dan olahraga. Zainudin Amali yang rela pasang badan agar Kepolisian
menerbitkan izin untuk turnamen pramusim.
Menpora paham, pemerintah
saat ini sedang berupaya keras untuk mengatasi pandemi COVID-19 beserta
dampaknya. Namun, sebagai Menteri yang ditugaskan Presiden mengurusi bidang
olahraga, beliau mencoba mencari solusi yang tepat. Kegiatan olahraga,
khususnya sepakbola harus bisa berjalan lagi, namun dengan penerapan
protokol kesehatan dan kedisiplinan. Keberhasilan Zainudin Amali 'menjemput' izin
dari Kapolri mendapatkan banyak pujian dari masyarakat pecinta sepakbola
nasional. (Viva.co.id,19/2/2021)
Turnamen pramusim Liga 1 Tahun 2021 yang dinamakan Pila Menpora
Tahun 2021 merupakan inisiatif dari PSSI dan PT LIB, turnamen tersebut umumnya
dilakukan untuk mengisi kekosongan pada saat jeda kejuaraan kompetisi
sebenarnya belum berjalan. Pemberian izin keramaian yang dilakukan oleh POLRI
karena kepercayaan melihat sosok Menpora yang selalu komitmen dalam memegang
amanah terutama melihat kesukseaan Menpora dalam menangani organisasi Kemenpora
dengan baik. Selain itu, terlihat aktivitas Menpora yang selalu berhasil
mengatasi konflik kepentingan yang terjadi dalam dunia keolahragaan.
Namun demikian, Menpora pun berharap untuk meinta masyarakat pun
terlibat aktif menyukseskan kegiatan ini walau di masa pandemi, semua pemangku
kepentingan sepak bola Indonesia harus mempunyai komitmen yang kuat untuk melaksanakan protokol kesehatan.
Pada saat liga bergulir, seluruh pemain, ofisial, dan panitia penyelenggara liga
harus menjalani protokol kesehatan yang ketat. Lebih baik lagi, jika mereka
diberikan prioritas mendapatkan vaksinasi, untuk mengoptimalkan pencegahan
penularan Covid-19 pada saat pertandingan.
Seperti di negara-negara lain, kejuaraan Piala Menpora juga tidak boleh
dihadiri penonton. Menpora telah membuat kesepakatan antara PSSI, PT LIB, dan
kontestan Liga 1 untuk menggelar pertandingan tanpa penonton dan melarang nonton
bareng (nobar), komitmen ini harus dipatuhi oleh insan sepak bola Indonesia.
Dengan kata lain, penggemar sepak bola cukup menonton pertandingan sepak bola
melalui televisi di rumah saja.
Dalam hal ini, pihak PSSi dan PT LIB juga sudah membuat komitmen dengan pimpinan
klub suporter seperti Aremania, Bobotoh Persib, The Jakmania, dan Bonek.
Pimpinan klub suporter tersebut diminta untuk ikut aktif melarang anggotanya
untuk melakukan kerumunan, seperti mengunjungi stadion, bergerombol di jalanan,
dan mengadakan acara nobar. Para suporter harus diberikan pemahaman bahwa
kerumunan tersebut dapat meningkatkan laju penularan Covid-19.
Menpora juga mengatakan
bahwa insan sepak bola Indonesia harus ikut bertanggung jawab mencegah
terjadinya kerumunan di masa pandemi. Apabila ada fans yang berkerumun, Menpora
mengijinkan POLRI untuk membubarkan, dan memberi sanksi yang tegas kepada
mereka. Atau jika perlu, sanksinya berupa pembatalan pertandingan sepak bola
kembali.
Oleh karena itu, mari kita bersama menjaga kepercayaan yang diberikan Kepolisian
RI dan pemerintah agar Piala menpora tahun 2021 berjalan dengan sukses. Bahkan
Kapolri sudah menyatakan bahwa Turnamen
Pra musim Liga 1 atau disebut Piala Menpora sebagai indicator untuk mempertimbangkan
pemberian ijin kompetisi Liga 1 dan 2 tahun 2020-2021 bisa digulirkan Kembali.
Refrensi:
1. 1. Berharap
Liga Sepak Bola Bergulir Kembali, Yuli Harsono, 17 Februari 2021, www.kompasiana.com
2. 2. Terus
Dukung Kompetisi bergulir, PT LIB Apresiasi kemenpora, Arief Apriadi, 3
Februari 2021, ww.suarakarya.com
3. 3. Kapolri
Baru Keluarkan Izin Untuk Piala Menpora, www.bola.com
Komentar
Posting Komentar