Pentingnya Pemahaman Budaya Organisasi Bagi Organisasi

Betawi Punya Kisah Pengawasan ( BPKP):
Pentingnya Pemahaman Budaya Organisasi Bagi Organisasi

A. PENGANTAR
Ungkapan tersebut terucap oleh Cakbro saat diminta memberikan kesan dan Pesan dalam Lepas Sambut Pejabat di Direktorat 1 Kedeputian Akuntan Negara yg diadakan di Restoran Hotel Dafam, Cawang, Jakarta Timur (Kamis, 27 Juli 2017).
Berdasarkan artikel yang pernah saya baca, dari hasil penelitian terhadap 600 organisasi/perusahaan di dunia yang dilakukan oleh Quinn & Cameron ( university of Michigan) terkait dengan budaya organisasi dapat dikelompokkan menjadi 4 jenis yakni Budaya Komando ( hierarchie), Budaya Family ( Clan), Budaya Ad-hoc ( Advocacy) dan Budaya Market. Ke empat jenis budaya tersebut terpetakan berdasarkan jenis dan karakter bisnis suatu organisasi dengan uraian sebagai berikut:

A. Budaya Komando ( Hierarchie), lebih banyak berasal dari organisasi kepemerintahan. Orientasi tugas lebih berfokus pada target atau sasaran yg dilaksanakan secara efisien dengan pola kerja bersifat kaku atau birokrat. Pelaksanaan tugas lebih dominan dilakukan secara prosedural atau sistematis. Leadership yang dibutuhkan adalah pimpinan yang tegas berdasarkan instruksi/target. Kreativitas kerja tidak begitu dibutuhkan karena tugas dilakukan terstruktur dan terkendali secara prosedural.

B. Sedangkan budaya Family ( Clan ) lebih banyak berasal dari perusahaan di Jepang. Pola kerja lebih menekankan pada senioritas atau cenderung feodal dengan loyalitas tinggi kepada atasan. Orientasi tugas lebih berfokus pada me-maintain target secara berkesinambungan ( mentoring Anda nurturing). Leadership yang dibutuhkan adalah pimpinan yang kharismatik dengan mengedepankan ketauladanan bagi bawahannya. Tanggung jawab organisasi sepenuhnya berada di tingkat pimpinan untuk kedua budaya organisasi isasi tersebut.

C. Selanjutnya, untuk budaya Ad-hoc, organisasi lebih berorientasi pada inovasi output/hasil yang diperoleh. Oleh karenanya dibutuhkan pola kerja berasaskan kerjasama dan koordinasi yang cukup kuat antar divisi atau bagian. Pada budaya organisasi tersebut, skill dan kompetensi serta kreativitas pegawai sangat diperlukan karena bersifat teamwork.
Leadership yang dibutuhkan adalah pimpinan yang bersikap Demokrat agar dapat mengakomodir pelaksanaan tugas. Organisasi pun bersifat dinamis dan fleksibel sehingga dibutuhkan pimpinan yg bersikap egaliter karena peran dan tugas bisa berubah setiap saat ( dinamis abd enterpreneurial). Ada kalanya kita menjadi pemimpin dalam suatu proyek, namun kita bisa menjadi anggota dalam tim.di proyek yang lain.

D. Dan terakhir adalah budaya organisasi Market. Ciri dan karakter agak mirip dengan budaya Ad-hoc namun orientasi tugas lebih berfokus pada pelayanan/service terhadap pelanggan ( Stakeholder). Organisasi pada budaya tersebut lebih banyak pada perusahaan yang bergerak di bidang konsultan.
Dan patut diketahui bahwa pentingnya pemimpin untuk memahami jenis dan karakter organisasi, karena menurut artikel tersebut bahwa hampir Sebagian besar sekitar 79-80% kegagalan organisasi disebabkan atas ketidakpahaman pimpinan memahami pola kerja sesuai dengan pola bisnis usaha yg dijalankan.

PENUTUP
Sebenarnya, terkait dengan manajemen leadership bagi pimpinan sudah tertanam dalam budaya kepemimpinan di Indonesia. Seperti yang pernah kita kenal bahwa pemimpin harus bersikap " Ing ngarso Sing tulodho" ( jika berada didepan, pemimpin harus memberikan teladan), " ing madyo Mangun Karso" ( jika berada ditengah, pemimpin harus memberikan semangat), dan " Tut Wuri Handayani" ( jika berada di belakang, pemimpin harus mengawasi).
Dafam hotel, Juli 2017.
#BpkpDKIGueBanget#
#HumasBpkpProvDKI#

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Cerpen Auditor: Mengungkap Modus Operandi Pemeriksaan Dari Ketidaksengajaan

Cerpen Auditor : Mungkinkah Menyelamatkan Perusahaan Dari Analisis Teori Kebangkrutan?

Kisah Dibalik Kesuksesan Bergulirnya Kembali Kompetisi Sepakbola di Tanah Air