Postingan

Menampilkan postingan dari 2013

Gelombang arus informasi memaksa kita harus berpikir cerdas

Sebuah Refleksi : Gelombang arus informasi memaksa kita harus berpikir cerdas Pengantar Arus informasi ternyata lebih besar dan sangat berbahaya dibandingkan musibah tsunami di Aceh atau musibah gempa di Padang, mengapa?. Musibah baik di Aceh dan Padang bisa berhenti sejenak dan kita dapat memperbaiki keadaan. Tapi arus informasi akan terus menerus menggerus pikiran kita tanpa ampun dia menerjang dan melanda tanpa ampun walau kita sudah dalam keadaan muntah-muntah. Semenjak Netscape go-publik (9 Agustus 1995) menandai awalnya revolusi informasi (via internet). Berbagai sekat atau hambatan dijebol dan peredarannya semakin hari semakin lancar dan bebas. Tidak hanya informasi saja, teman karibnya pun turut serta (laksana tentara KNIL) yakni arus barang maupun uang dengan lokomotif besarnya yang bernama ‘Globalisasi’. Arus barang terlah terkontainerisasi dan masuknya jalan logistik baik via darat, laut dan udara. Arus uang yang terdigitalisasi sehingga uang plastik h

Mengapa mereka sanggup berbuat korupsi

Refleksi Kasus Rekening Gendut PNS Muda : Analisis Cara Kerja Otak yang Membuat Mereka Sanggup Berbuat Korupsi Oleh : Subroto (Cak Bro) Pengantar VIVAnews   (Minggu, 25 Desember 2011) - Pusat Pelaporan Analisis dan Transaksi Keuangan (PPATK) memiliki data bahwa hampir 50 persen rekening terlapor yang terindikasi korupsi adalah kelompok usia muda, yakni mulai di bawah 30 sampai 44 tahun. PPATK juga mengajukan usulan agar rekrutmen pejabat eselon I dan II diperketat. "Mereka yang berusia 40 tahun ke bawah itu anak-anak muda yang pada tahun 1997 dan 98 ikut aktif meneriakan perubahan dan reformasi. Setelah duduk di kursi empuk kok jadi berubah 360 derajat? Dulu membela, sekarang tega menghisap darah rakyat," kata Wakil Ketua PPATK Agus Santoso dalam perbincangan dengan VIVAnews.com. Data menunjukan bahwa hampir 50% dari jumlah Terlapor pada Hasil Analisis Proaktif PPATK menurut Kelompok Umur selama tahun 2011 berusia muda, yaitu dari di bawah 30 tahun sampai 4

Cara Mengatasi orang "Trouble Maker"

Kesalahpahaman manajer terhadap pegawai “trouble maker”, mereka akan berusaha menyingkirkan orang-orang seperti itu. Manajer beranggapan dengan memelihara orang tersebut akan mengeluarkan energi lebih besar untuk membina agar sepaham atau menuruti perintah. Bagaimana jika orang yang dimaksud memiliki potensi yang sangat berguna bagi organisasi?, haruskah kita menyingkirkan atau mencampakkan asset yang berharga begitu saja?. CAtatan PINGgir atas DEdikasi Lewat PengalaMAN (CAPING DELMAN) : Mengatasi Pegawai “Trouble maker” Melalui Kolaborasi dan Elaborasi Bagi Organisasi Pendahuluan Saat Cak Bro sedang libur d