Mengapa Kita Terkadang Mengalami Rasa Jenuh atau Bosan dalam Bekerja?

Saat dalam perjalanan pulang ke Surabaya sore hari ( 6 Pebruari 2010) dengan menggunakan pesawat Lion dalam cuaca yang tidak nyaman membuat rasa kantuk saya hilang dalam kabin pesawat. Akhirnya saya ambil sebuah majalah pesawat yang terselip di bangku depan tertulis “Lion Magazine edisi Januari 2010”. Ada artikel yang cukup menarik dengan judul “Passion at work”, rasa iseng pun timbul dengan meraih pulpen, saya membuat coretan beberapa pointer dari artikel tersebut pada amplop tiket pesawat.

Coretan tulisan tersebut terlupakan karena berbagai kesibukan kerja di kantor, coretan tersebut teringat kembali ketika ada waktu luang muncul sehingga timbul keisengan untuk meraih laptop dan menjadi tulisan yang patut disimak  dan mungkin berguna bagi kita.
Selama bertahun-tahun kita bekerja di BPKP, pernahkah terbetik ada rasa kejenuhan atau bosan (boring) yang menyelimuti diri kita?. Sementara itu, ada beberapa kawan kita yang sudah keluar dari BPKP, mungkin sebagai karyawan swasta maupun dipekerjakan atau diperbantukan di instansi lainnya. Mengapa hal itu terjadi? Mengapa kita masih setia untuk bekerja di BPKP ini? Apa alasan mereka untuk mengundurkan diri dan bekerja di tempat lain (terkecuali PTDH)?, dsb. Mungkin tulisan saya ini dapat menjawab sebagian fenomena tersebut.

Saat awal mulai bekerja, sangatlah jelas keinginan atau tujuan kita bekerja untuk memperoleh imbalan atau penghasilan. Ada pula yang bertujuan untuk mempraktekkan ilmu kemampuan dan keahlian yang pernah dikenyam saat diperoleh dari bangku kuliah. Berjalan seiringnya waktu dan bertambahnya pengalaman bekerja, paradigma kita mulai berubah bahwa tujuan kita bekerja adalah ingin memperoleh jenjang karir dengan melihat kesempatan dan potensi kita ke depan.
Namun ada suatu masa, bahkan dalam kondisi kita yang cukup mapan, dimana kita sudah merasa jenuh bekerja di kantor tersebut. Sehingga timbul godaan pikiran untuk keluar dari instansi tersebut. Inilah yang saya maksud bahwa Passion (gairah) kita bekerja sebagai pegawai BPKP akan diuji loyalitasnya.
Sebenarnya ada tiga hal yang membuat kita bergairah untuk bekerja yakni hasil yang kita peroleh (dalam bentuk gaji), kepuasan bekerja dan dedikasi yang dapat kita persembahkan kepada kantor. Hasil yang kita peroleh atau gaji memang merupakan alasan dasar mengapa kita bekerja di kantor tersebut, namun ada hal lain yang membuat kita tetap betah untuk tetap bekerja sebagai pegawai BPKP yakni kepuasan bekerja dan dedikasi yang ingin kita persembahkan kepada BPKP. Saya akan mencoba menguraikan satu persatu dan dampak/pengaruh bagi kita di masa depan.

A.   Gairah Bekerja (Passion) karena Penghasilan
Setiap orang yang bekerja pasti akan berharap untuk memperoleh penghasilan untuk menafkahi diri sendiri dan keluarga (Nggak mungkin lha yau… kerja gratisan terkecuali kerja bakti di RT/RW). Namun jika alasan tersebut sebagai tujuan utama akan berdampak buruk bagi kita. Bukan hanya akan terjadi penyimpangan/penyelewengan dalam bekerja  sehingga kita merasa  was-was terhadap siapa pun. Jika harapan yang diinginkan tidak tercapai atas penghasilan yang diperoleh, dia akan mudah mengeluh dan kecewa yang akan menyebabkan gairah bekerja akan menurun.

Pegawai senior yang memiliki prinsip tersebut sangat berdampak buruk bagi kelangsungan perusahaan, terutama bila dia akan menggunakan berbagai cara (atau menghalalkan segala cara) agar dia memperoleh penghasilan atau pendapatan yang diharapkan karena akan merusak image atau citra perusahaan. Atasan atau top manajemen seharusnya lebih peka terhadap orang yang tidak mau merubah prinsip kerja tersebut dengan melakukan bimbingan atau counselling serta memberikan motivasi sehingga energi atau gairah kerja tidak terpupus.

B.    Gairah Bekerja karena Suasana Kerja
Orang yang memiliki tujuan dan bergairah bekerja karena kepuasan atau suasana kerja akan bertahan lebih lama dibandingkan dengan orang yang berprinsip bekerja hanya untuk memperoleh penghasilan belaka. Suasana kerja yang kondusif membuat dia tertarik untuk belajar lebih banyak dan menggali pengalaman dalam bekerja.

C.  Gairah Bekerja atas apa yang dilakukan
Bergairah bekerja karena kepuasan atau suasana kerja juga tidak akan bertahan lebih lama, karena rasa bosan atau jenuh akan timbul. Orang yang berprinsip bahwa gairah bekerja terhadap apa yang dikerjakan merupakan kekuatan yang membuat dia bertahan untuk tidak keluar dari perusahaan. Dia bergairah untuk tetap bertahan karena ada keinginan untuk menerapkan ide-ide atau gagasan yang belum pernah dicoba.

D.   Gairah Bekerja terhadap pencapaian prestasi kerja
Perbedaan dengan gairah bekerja atas apa yang akan dilakukan adalah dia memiliki keinginan kuat untuk mencapai sesuatu yang merupakan cita-cita atau angan-angannya. Rasa gairah atau passion tersebut tidak memperdulikan berapa pun penghasilan yang diperoleh, bahkan suasana kerja yang tidak kondusif sekalipun. Sepanjang cita-citanya yang selama ini selaras dengan visi dan misi perusahaan untuk dapat terwujud, maka dia akan tetap bertahan sebagai pegawai perusahaan.

Namun prinsip bekerja tersebut berdampak buruk karena sering terkontaminasi karir yang bisa diraihnya atau penghasilan yang bisa dikumpulkan selama ia bekerja. Seharusnya perusahaan (atasan langsung atau top manajemen) lebih peka terhadap orang yang berprinsip kerja seperti itu jika ingin tetap mempertahankannya sebagai asset perusahaan.

E.    Gairah Bekerja terhadap pelanggan atau rekan sejawat
Orang yang memiliki prinsip motivasi kerja tersebut agak berbeda dengan yang lain. Ia akan merasa puas atau bahagia jika kinerja yang dihasilkan berguna bagi pelanggan. Atau dengan kata lain, dia akan berusaha untuk memuaskan pelanggan dengan memberikan solusi atas permasalahan pelanggan (customer) terhadap produk atau hasil yang dimanfaatkan.

Orang yang memiliki prinsip motivasi kerja tersebut juga merasa bahagia jika ia dapat menolong rekan sejawatnya. Rasa gairah selalu timbul karena ia dibutuhkan lingkungan kerjanya. Orang yang berprinsip kerja tersebut selalu menjadi tempat curhat (curahan hati) bagi rekan-rekannya terhadap permasalahan yang terjadi di kantor tersebut. Dan dia rela sebagai fasilitator bagi rekan-rekannya untuk membawa masalah yang terjadi kepada atasannya untuk dicari pemecahannya.  

F.    Gairah Bekerja terhadap orang yang dicintai
Prinsip motivasi kerja yang timbul karena orang yang dicintai merupakan passion tertinggi dibandingkan yang lain. Yang dimaksud dengan motivasi kerja bukanlah berkonotasi negatif yakni adanya hubungan atau affair negatif (berbuat selingkuh) terhadap atasan maupun rekan kerja. Ataupun berkaitan dengan melakukan kolusi atau nepostisme (KKN) terhadap suatu kepentingan tertentu.

Yang dimaksud atas orang yang dicintai adalah pemimpin yang memiliki kharismatik atau wibawa tertentu yang menjadi teladan bagi bawahannya. Atau bisa juga terhadap keluarga yakni anak dan istri yang dicintainya. Rasa gairah bekerja akan selalu timbul dan jika mulai terjadi penurunan atau rasa jenuh bekerja akan dapat di re-charge kembali untuk bersemangat dalam bekerja karena motivasi tersebut.

Saat ini banyak perusahaan berusaha mengarahkan pegawai sebagai asset perusahaan dengan menanamkan nilai-nilai perusahaan sebagai budaya kerja perusahaan kepada tingkatan yang lebih tinggi yakni tidak hanya terhadap pemimpin yang dicintai tetapi terhadap perusahaan dimana dia bernaung. Keberhasilan perusahaan terjadi, jika perusahaan mengalami guncangan (umumnya permasalahan finansial), para pegawai tetap bertahan untuk bekerjasama atau saling bahu membahu agar perusahaan tetap eksis.

Masih ingat ketika terjadi krisis keuangan global?, ada beberapa perusahaan dimana para pegawai rela gajinya dipotong atau dipangkas beberapa fasilitas pejabat/manajer demi kelangsungan hidup perusahaan. Adanya semangat motivasi yang menimbulkan gairah kerja seperti itu membuat para pegawai rela untuk bekerja dari awal untuk melakukan hal-hal yang belum pernah dilakukan.

PERTANYAAN INSTROPEKSI :
a.     Apakah anda memiliki passion dalam bekerja? Dan dalam kelompok yang manakah saat ini yang anda rasakan?
b.     Jika anda merasa jenuh atau bosan cobalah merubah paradigma dengan mengalihkan motivasi atau passion ke arah yang lebih tinggi lagi.
c.     Marilah kita tingkat motivasi kerja ke arah yang lebih positif demi Kejayaan BPKP yang akan menghadapi tantangan kerja di masa depan.


Salam hangat dari Sidoarjo,

Bersatu BPKP Maju,
Ber SPIP Makin Tangguh

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Cerpen Auditor: Mengungkap Modus Operandi Pemeriksaan Dari Ketidaksengajaan

Kisah Dibalik Kesuksesan Bergulirnya Kembali Kompetisi Sepakbola di Tanah Air